Text
Palagan Magelang : Pada Suatu Masa di Pakunya Pulau Jawa
Pendudukan Jepang di Indonesia berakhir dengan bom Hirosima-Nagasaki yang dijatuhkan Amerika Serikat. Jepang menyerah tanpa syarat. Semua tanah jajahan Jepang diserahkan kembali pada Sekutu.
Dalam pada itu, Jepang yang kalah dan Sekutu yang belum tiba di Indonesia, memunculkan situasi Vacum of power. Kekosongan kekuasaan ini dimanfaatkan para founding fathers untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Permasalahan rumit pun muncul. Jepang yang kalah hanya bisa memasrahkan nasib pada sekutu, mau dikembalikan ke Jepang atau menjalani hukuman bagi penjahat perang. Sekutu pun datang untuk melucuti Jepang dan membebaskan tahanan Eropa maupun Eurasia. Belanda saat itu baru saja lepas dari cengkraman Nazi Jerman dan berusaha menguasai lagi tanah jajahannya dengan bantuan sang sahabat, yaitu Inggris. Rakyat Indonesia cukup bisa mengendus usaha itu, maka mereka melawan. Inggris dipersilahkan untuk mengurus para tawanan perang, namun Belanda dilarang ikut campur tangan. Saat kejadian demi kejadian terbukti terjadi akibat usaha Belanda dalan menancapkan kembali kukunya di Indonesia, perang pun pecah
Palagan Magelang atau peperangan sengit di Kota Magelang mampu membuat Inggris berpikir ulang. Di hari pertama mereka pun sadar kalau tidak sanggup melawan pejuang republik Indonesia. Mereka minta tolang Soekarno untuk mendinginkan rakyat Magelang. Mereka juga menghasut tentara Jepang yang masih tersisa di Semarang dengan fitnah bahwa rakyat Magelang membantai Jepang di Magelang. Maka mereka datang dan membabi buta membantai rakyat Magelang. Kenyataanya, Sekutu terpaksa mundur. Palagan Magelang tidak kalah dari pertempuran 5 Hari di Semarang, Palagan Ambarawa, dan Pertempuran Surabaya
Tidak tersedia versi lain